Panen berlimpah adalah harapan semua petani, untuk mencapai target itu
banyak cara dilakukan mulai pemupukan,pengairan, pemilihan varietas padi
yang unggul dan tentu saja pencegahan serangan opt. Petani akan bahagia
jika malai padinya panjang dengan butir gabah berisi sampai pangkal
"bernas".
Dengan pemikiran semakin panjang malai (jumlah butir yang banyak) maka hasil akan meningkat, saya tergiur ketika melihat padi disuatu pameran produk pertanian. Padi itu memiliki malai dengan jumlah gabah 450 butir. Padi dengan tinggi hampir 1 meter jika diukur sampai daun benderanya, batangnya besar dan kuat. Akhirnya saya membeli untuk saya tanam di lahan seluas 4500 m2, pada musim tanam ke-1 saat musim hujan.
Sejak mulai di persemaian, pertumbuhan padi yang belum memiliki nama ini sangat luar biasa. bahkan umur 19 hari di persemaian sudah siap dipindah tanamkan dari biasanya umur 23 hari. Setelah pindah tanam perkembangan padi ini bisa dibilang sangat cepat dibanding varietas lain yang saya tanam (wai apu buru) bahkan saya bisa mengurangi penggunaan pupuk N, karena perkembangan daunnya yang terlalu lebat. Mungkin bukan lebat, tapi karena bentuk fisik daun padi ini yang lebar dan panjang sehingga membuatnya rimbun lebat meski jumlah anakannya tidak terlalu bayak, antara 11-15 anakan produktif. Dan kondisi ini yang menyebabkan kelembaban meningkat sehingga ketika malai sudah mulai berisi serangan busuk leher menjadi sangat luar biasa.
Dan panenpun tiba, dengan serangan busuk leher yang tidak bisa saya atasi. Akhirnya saya bisa membawa pulang gabah seberal 3000kg kondisi panen musim penghujan, padahal biasanya jika saya tanami padi varietas ciherang bisa menghasilkan gabah seberat 4500 kg.
Busuk leher karena kelembaban tinggi akibat lebatnya daun menjadi penyebab merosotnya hasil panen musim ini, itu analisa saya! akhirnya saya mencoba lagi padi bermalai 450 butir ini saat musim tanam kedua. Pikir saya jika cuaca kering kelembaban rendah maka busuk leher bisa diminimalisir.
Tetapi tetap saja hasil panen pada musim tanam kedua padi dengan malai 450 butir ini makin mengecewakan, meski serangan busuk leher bisa dikatakan tidak ada saya hanya berhasil membawa pulang gabah 2790 kg, sedangkan pada musim tanam kedua tahun sebelunya saya memperolah gabah seberat 3800 kg dengan padi varietas ir64.
Kenapa? itu pertanyaan yang dalam hati saya, malai padi 450 butir kok kalah dengan malai padi 120 butir. Memang secara kasat mata banyak gabah hampa, tapi masih dalam batas wajar. atau karena banyaknya jumlah butir menyebabkan pengisiannya tidak maksimal sehingga jumlah perseribu butirnya kalah dengan padi dengan malai 150 butir (varietas ciherang,wai apu buru). Tapi sementara pertanyaan itu saya simpan dihati saja karena saya kapok menanam padi dengan malai 450 butir itu:).
Dengan pemikiran semakin panjang malai (jumlah butir yang banyak) maka hasil akan meningkat, saya tergiur ketika melihat padi disuatu pameran produk pertanian. Padi itu memiliki malai dengan jumlah gabah 450 butir. Padi dengan tinggi hampir 1 meter jika diukur sampai daun benderanya, batangnya besar dan kuat. Akhirnya saya membeli untuk saya tanam di lahan seluas 4500 m2, pada musim tanam ke-1 saat musim hujan.
Sejak mulai di persemaian, pertumbuhan padi yang belum memiliki nama ini sangat luar biasa. bahkan umur 19 hari di persemaian sudah siap dipindah tanamkan dari biasanya umur 23 hari. Setelah pindah tanam perkembangan padi ini bisa dibilang sangat cepat dibanding varietas lain yang saya tanam (wai apu buru) bahkan saya bisa mengurangi penggunaan pupuk N, karena perkembangan daunnya yang terlalu lebat. Mungkin bukan lebat, tapi karena bentuk fisik daun padi ini yang lebar dan panjang sehingga membuatnya rimbun lebat meski jumlah anakannya tidak terlalu bayak, antara 11-15 anakan produktif. Dan kondisi ini yang menyebabkan kelembaban meningkat sehingga ketika malai sudah mulai berisi serangan busuk leher menjadi sangat luar biasa.
Dan panenpun tiba, dengan serangan busuk leher yang tidak bisa saya atasi. Akhirnya saya bisa membawa pulang gabah seberal 3000kg kondisi panen musim penghujan, padahal biasanya jika saya tanami padi varietas ciherang bisa menghasilkan gabah seberat 4500 kg.
Busuk leher karena kelembaban tinggi akibat lebatnya daun menjadi penyebab merosotnya hasil panen musim ini, itu analisa saya! akhirnya saya mencoba lagi padi bermalai 450 butir ini saat musim tanam kedua. Pikir saya jika cuaca kering kelembaban rendah maka busuk leher bisa diminimalisir.
Tetapi tetap saja hasil panen pada musim tanam kedua padi dengan malai 450 butir ini makin mengecewakan, meski serangan busuk leher bisa dikatakan tidak ada saya hanya berhasil membawa pulang gabah 2790 kg, sedangkan pada musim tanam kedua tahun sebelunya saya memperolah gabah seberat 3800 kg dengan padi varietas ir64.
Kenapa? itu pertanyaan yang dalam hati saya, malai padi 450 butir kok kalah dengan malai padi 120 butir. Memang secara kasat mata banyak gabah hampa, tapi masih dalam batas wajar. atau karena banyaknya jumlah butir menyebabkan pengisiannya tidak maksimal sehingga jumlah perseribu butirnya kalah dengan padi dengan malai 150 butir (varietas ciherang,wai apu buru). Tapi sementara pertanyaan itu saya simpan dihati saja karena saya kapok menanam padi dengan malai 450 butir itu:).
0 komentar:
Posting Komentar